TESTIMONI MK. ANDRAGOGI
Assalamu’alaikum..
Selamat sore semuanya. J
Nah
pada postingan kali ini saya akan memaparkan testimoni dari saya pribadi
mengenai mata kuliah Andragogi yang sudah saya ambil di semester 4 ini. Oke
langsung aja, jadi sebelumnya sewaktu masa KRS-an itu saya memang tertarik
dengan psikologi pendidikan, jadi saya sempat dilema juga mau mengambil
Pedagogi atau Andragogi. Kalau Pedagogi lebih memfokuskan kepada pembelajaran
anak-anak sedangkan Andragogi lebih ke orang dewasanya. Awalnya saya memilih
Pedagogi, dan saya sempat memasuki hari pertama perkuliahan pedagogi saat
penjelasan kontrak kuliah. Tetapi lagi-lagi saya bimbang, saya mencoba refleksi
diri dan bertanya kepada diri saya sendiri, sebenarnya apa yang saya ingin
dapatkan di antara kedua mata kuliah tersebut. dan akhirnya saya pun
memantapkan keputusan untuk memilih Andragogi.
Kenapa
sih harus Andragogi?
Secara
personal, saya termasuk seseorang yang masih jauh dari kata dewasa walaupun
beberapa orang mengatakan saya agak keibu-ibuan, yaa mungkin mereka mengatakan
begitu karena bentuk perhatian dan kepedulian yang saya lakukan kepada
teman-teman saya, tetapi di lain sisi saya merupakan pribadi yang terkadang
kekanak-kanakkan. Wajar sih, tetapi kembali lagi, saya memantapkan diri ingin
mengembangkan diri saya menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Berhubung dari
masa saya TK, SD, SMP, dan di MAN keseluruhan sistem pendidikannya lebih
menerapkan sistem Pedagogi, maka dari situlah saya juga semakin mantapkan hati
untuk mengambil mata kuliah Andragogi ini.
Ada
begitu banyak pembelajaran yang saya dapatkan dalam mata kuliah Andragogi ini,
pertama saya akan memaparkan pembelajaran yang sudah saya dapatkan dengan
mengkaitkannya dengan tahapan proses pembelajaran orang dewasa. Jadi yang pertama
tahapannya itu adalah motivasi. Kalau dari saya pribadi, motivasi saya saat
memasuki dan keingintahuan terhadap Andragogi ini terbilang cukup tinggi,
tetapi seiring berjalannya waktu entah kenapa motivasi saya sedikit menurun
tetapi syukurnya motivasi ini kembali muncul saat akan menampilkan performa
masing-masing kelompok. Tahapan yang kedua yaitu perhatian pada pelajaran, saya
suka dengan sistem pembelajarannya, lebih aplikatif dan penerapan yang
diutamakan. Oleh sebab itu perhatian saya terhadap pelajaran juga tidak
terganggu. Selanjutnya tahapan reproduksi dan generalisasi, nah ini lah yang
paling saya sukai dari mata kuliah andragogi. Di samping segala teori yang
sudah kami dapatkan dari dosen dan juga buku tentunya, kami juga dituntut untuk
mampu mengevaluasi diri atas apa-apa saja yang sudah kami dapatkan di setiap
pertemuan dan mampu menerapkannya di setiap aspek kehidupan nyata kami.
Selanjutnya
kalau dari segi ciri-ciri belajar orang dewasa, tentu saja pada mata kuliah
Andragogi ini benar-benar mengaplikasikan teorinya kepada para pembelajarnya.
Contohnya seperti : antar kelompok saling bertukar pendapat memebahas suatu
permasalahan di kelas, yang tentunya juga terdapat komunikasi yang timbal
balik, selain itu suasananya juga menantang dan ini terlihat saat kemarin
memutuskan performa yang akan ditampilkan oleh setiap kelompok dan juga saat
ada permasalahan di kelas dikarenakan kurangnya upaya pembelajar untuk megikuti
perkuliahan Andragogi (baca : tidak membaca buku sebelum mengikuti perkuliahan),
dan saat itu kami benar-benar dituntut menjadi orang dewasa dalam mengambil
sikap, mengevaluasi, serta mempertimbangkan apa yang tepat kami lakukan sebagai
konsekuensi dari perilaku kami tersebut. Di samping itu para dosen juga lebih
mementingkan bagaimana peran pembelajar yang lebih diutamakan dan para dosen
hanya sebagai fasilitator dan pembimbing.
Akhir
kata, saya bersyukur telah memilih mata kuliah Andragogi, dan ini semakin
meningkatkan keingintahuan saya dalam bidang psikologi pendidikan. J
TESTIMONI PERFORMA DEMONSTRASI
Tepat pada hari Kamis 22 May 2014 silam, kelompok
kami berkesampatan menunjukkan performa dengan metode demonstrasi di depan
kelas. Dan performa demonstrasi yang kami lakukan adalah membuat martabak mini
dengan topping special. Nah pada
postingan kali ini saya akan membahas kesan pesan saya selama melakukan
performa demonstrasi tersebut bersama dengan kelompok saya yang totalnya ada
enam orang dan termasuk saya di dalamnya.
Jadi setelah ditetapkannya kelompok kami untuk
melakukan performa demonstrasi, di situlah kami sudah mulai berdiskusi
kira-kira mau mendemonstrasikan apa yaa. Lalu ada salah satu usul teman kami untuk
mendemonstrasikan martabak tetapi yang versi mini saja. Cara membuatnya yang
praktis dan tidak repot, apalagi sekarang lagi musimnya martabak tobleron yang
mahalnya minta ampun. Oleh sebab itu kami mengusung ide untuk membuat martabak
mini namun dengan topping special.
Sebelumnya kami latihan untuk mempresiapkan
performa ini sebanyak dua kali dan lokasi latihannya itu di rumah teman kami
Afif. Tetapi sayangnya saya Cuma berkesampatan ikut latihan di latihan keduanya
saja, sedangkan pada saat latihan pertama saya dan dua teman lainnya
berhalangan hadir. Untuk latihan yang kedua itu, cukup sukses walaupun pada
saat pemanggangan adonan martabak yang pertama tidak terlalu bagus hasilnya,
dan beberapa lagi ada yang kurang matang dalamnya karena kebesaran api, ataupun
pinggiran martabaknya yang sudah hampir gosong. Tapi seiring latihan pada hari
itu lama-kelamaan hasil martabak yang kami buat pun sudah dikatakan cukup baik.
Nah tibalah hari H saat performa nyata nya di
depan kelas. Di malam hari sebelum hari H ini kami sudah membagi tugas untuk
membawa perlengkapan apa saja masing-masing orang, tetapi masih saja kurang
terkoordinir, hal ini terbukti karena pada saat sebelum performa masih ada
beberapa bahan dan alat yang belum tersedia. Karena di pagi harinya kami ada
jam kuliah, sebenarnya agak keteter juga saat akan performa di jam 11 nya. Tetapi
syukurlah ada salah satu teman saya (outgroup)
yang membantu saya mencarikan bahan-bahan yang belum tersedia di took sekitaran
kampus. Dan yaa akhirnya saya sampai kampus tepat waktu, masih belum banyak
yang datang, hanya teman satu kelompok saya dan beberapa teman saja. Sembari menunggu
teman yang lain datang dan juga dosen, kami terlebih dahulu membuat adonan
martabaknya karena nantinya adonan tersebut harus didiamkan selama 3o menit.
Jreenngg..jreeng... performa pun dimulai. Seluruh
teman-teman audiens dan juga dosen sudah duduk di tempatnya masing-masing. Pertama moderator yaitu Afif menyampaikan
terlebih dahulu sejarah dari martabak ini selanjutnya ia menjelaskan alasan
yang mendasari kelompok kami memilih martabak mini. Kemudian teman saya Rina
dan Yoshinta bertugas membuat adonan martabaknya, dan di situ posisi saya
sedang memfoto mereka di depan kelas. Setelah beberapa menit, dan adonannya
selesai, dan diambillah adonan yang sudah sebelumnya dibuat dan sudah 30 menit
didiamkan, yang kemudian memasuki tahapan pemanggangan yang akan dilakukan oleh
Fahmi. Saat menunggu martabak ini selesai dipanggang, Afif memberikan games kepada teman-teman audiens untuk
membuat puisi ataupun cerita mengesankan mengenai martabak. Dan pemenang
nantinya akan mendapatkan martabak pertama yang sudah selesai plus ditraktir minum apa saja di kantin.
Nah selanjutnya setelah audiens mengumpulkan puisi ataupun cerita yang sudah
dibuat dan martabak pun sudah selesai dipanggang, barulah saya dan rekan saya
Byuti bertugas melengkapi martabak mini tersebut dengn topping special nya. Namun sayangnya pada saat performa itu
terdapat miscommunication dan salah
paham antara saya dan teman saya
mengenai topping ini. Saya menuangkan
topping blueberry di atas martabak
yang sudah diberikan seres, keju dan oreo. Saya semula berpikir tidak masalah
kalau diberikan topping blueberry seperti
yang kami lakukan saat latihan kemarin. Tetapi setelah kami selesai performa
teman saya mengungkapkan kekecewaannya karena seharusnya tidak perlu lagi
menuangkan topping blueberry tersebut
karena rasanya malah akan asam. Tapi apa mau dikata lagi, sudah terlanjur
terjadi dan mendengar komentar dari Kak Rola juga over all sudah baik performa dari kelompok kami, terutama saat
mengisi kekosongan waktu sembari menunggu martabaknya dipanggang, moderator
memberikan games kepada audiens
sehingga semakin membuat audiens tetap antusias. Inilah testimoni dari performa
yang sudah saya dan kelompok saya lakukan kemarin, menyenangkan benar-benar menyenangkan, dapat pengetahuan
baru dan keterampilan baru dalam membuat martabak ini. selain itu kerja sama
dan komunikasi yang baik juga dituntu dalam performanya. Akhir kata, saya
senang bisa berkesempatan menjadi salah satu anggota di kelompok ini, ada
begitu banyak pengalaman dan pembelajaran yang saya dapatkan J
METODE PELATIHAN-EVALUASI
Pada
hari Kamis kemarin (12 Juni 2014), kami berkesampatan mengikuti pelatihan yang
dipertanggungjawabi dan difasilitasi oleh kelompok empat / kelompok pelatihan.
Pada kesempatan itu kami melaksanakan pelatihan membuat alas piring dengan
bahan utamanya dari benda yang sudah tidak terpakai lagi, yaitu sumpit-sumpit.
Nah
pada postingan kali ini saya akan lebih membahas mengenai pelatihan partisipatif
berhubung kemarin yang dilaksanakan merupakan jenis pelatihan partisipatif,
sekaligus saya juga akan memberikan komentar dan evaluasi saya pribadi dari
pelatihan yang sudah dilaksankan oleh fasiltator / kelompok tersebut.
Proses Belajar Mengajar Orang Dewasa
Proses belajar mengajar orang
dewasa merupakan proses berlangsungnya kegiatan belajar-mengajar (menerima-memberi
pelajaran) yang dilakukan oleh peserta didik atau pelajar dan pendidik atau
pembimbing. Berikut akan lebih diperjelas mengenai hal-hal yang yang berkaitan
dengan proses kegiatan belajar orang dewasa yang perlu diperhatikan dan
dipahami, yaitu : tahap proses belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar, ciri-ciri belajar orang dewasa, suasana belajar, fungsi pendidik,
sikap pendidik, dan faktor yang mempengaruhi sikap pendidik.
Nah untuk kesempatan kali ini
saya akan membahas tahap proses belajar orang dewasa:
Tahap
Proses Belajar
Ada dua jenis proses belajar,
yaitu proses intern dan proses ekstern. Adapun proses intern yaitu proses
belajar yang terjadi dalam diri seseorang yang sedang melakukan kegiatan
belajar tanpa terlihat secara lahiriah (terjadi dalam pikiran individu),
sedangkan proses ekstern yaitu pencerminan terjadinya proses intern dalam diri
peserta didik, dan sebagai indikator apakah telah terjadi proses belajar pada
individu tersebut atau tidak.
Proses belajar yang ada pada
seseorang yang sedang belajar berlangsung melalui enam tahapan, yaitu:
1. Motivasi
Merupakan keinginan individu
untuk mencapai sesuatu. Ada yang disebut dengan motivasi jangkan pendek dan
jangka panjang. Motivasi jangka pendek yaitu minat untuk belajar pada saat itu
saja, sedangkan motivasi jangka panjang berupa keinginan mendapat nilai ujian
yang baik, keinginan berprestasi, dan sebagainya (Rooijakkersd, 1980).
Cara untu menumbuhkan motivasi
peserta didik (Nasution. 1995), yaitu :
o
Memberi
nilai perkembangan belajar,
o
Memberi
hadiah atau pujian,
o
Memberi
tahu kemajuan belajar,
o
Membneri
tugas yang menantang, dan
o
Menciptakan
suasana yang menyenangkan.
2. Perhatian pada Pelajaran
Jika pendidik atau pengajar bisa
menraik perhatian peserta didik, maka perhatian mereka pada pelajaran akan
tinggi. Hal ini bisa dilakukan para pendidik dengan cara (Rakhmat, 2001) :
o
Membuat
variasi tempo mengajar, nada suara, gerakan, dan teknik mengajar;
o
Penyisipan
istirahat sejenak pada saat tertentu;
o
Mengajukan
dan menjawab pertanyaan
selain itu, hal-hal berikut ini
juga bisa dilakukan pendidik agar mereka bisa menarik perhatian peserta didik :
o
Berpenampilan
rapi dan menarik,
o
Bersikap
ramah dan akrab,
o
Memuji
kepada peserta didik yang berprestasi,
o
Membuat
variasi gerakan, suara dan nada,
o
Memberikan
contoh yang baru,
o
Memberikan
rangsangan berupa pertanyaan dan jawaban yang membuat peserta didik berpikir,
dan
o
Mengulangi
hal-hal yang ditekankan.
3. Menerima dan Mengingat
Setelah memberikan perhatiannya
pada pelajaran, peserta didik akan mengerti dan menerima serta menyimpan pelajarn
tersebut dalam pikirannya. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
penerimaan dan pengingatan ini (Rooijakkersd), yaitu :
Struktur, jika penjelasan pendidik memiliki struktur yang jelas,
maka hal itu akan lebih mudah diterima dan diingat oleh peserta didik. Makna, jika pelajar yang disampaikan
pendidik memiliki hubungan dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta
didik, maka pelajaran itu akan lebih bermakna dan lebih mudah diterima dan
diingat. Pengulangan, jika peserta
didik melakukan pengulangan suatu pelajaran baik secara garis besarnya ataupun
menyeluruh, maka hal ini akan meningkatkan daya ingat mereka. Intervensi, akan terjadi kekalutan dalam
pemikiran peserta didik sebagai akibat terlalu banyaknya mereka menerima pelajaran.
Rakhmat (2001) menyarankan agar
materi pelajaran dapat lebih lama diingat, maka perlu dilakukan :
o
Pengulangan,
o
Pengelompokandalam
konsep ,
o
Pemberian
visualisasi,
o
Materi
pelajar jelas strukturnya, jelas isinya, jelas contohnya, dan diulang-ulang.
4. Reproduksi
Selain menerima dan mengingat
pelajaran ataupun informasi, peserta didik juga harus dapat menemukan kembali
apa-apa yang pernah dia terima (reproduksi). Semakin pendidik menyajikan pengajaran
yang menarik dan mengesankan, maka akan makin mudah pula peserta didik
mereproduksinya.
5. Generalisasi
Pada tahap ini, peserta didik
harus mampu menerapkan hal-hal yang telah ia pelajari di tempat lain dan dalam
ruang lingkup yang jauh lebih luas. Generalisasi disebut juga dengan penerapan
hal yang telah dipelajari dari situasi yang satu ke situasi yang lain.
6. Menerapkan Apa yang Telah
Dipelajari serta Umpan Balik
Pada tahap ini peserta didik
sudah memahami dan menerapkan apa yang telah ia pelajari. Oleh sebab itu, untuk
meyakinkan apakah peserta didik benar-benar memahami dan menerapkannya maka
dilakukanlah tes-tes dan pemebrian tugas terkaita apa yang sudah dipelajari
peserta didik. Tes tersebut bisa dilakukan secara tertulis ataupun lisan. Dan
Pendidikan Orang Dewasa ??
Maksudnya
apaa ituu? Pendidikan yang hanya ditujukan untuk orang dewasa ya? Atau hanya
untuk golongan yang 17 tahun ke atas aja yaa? Atau gimana sih itu maksudnya?.
Nah temen2 jangan sampai salah paham nii sama makna dari “Pendidikan Orang
Dewasa”. Untuk lebih jelasnya, yuuk monggo dibaca penjelasan di bawah ini ^_^
KONSEP PERFORMA PEMBELAJARAN METODE DEMONSTRASI
Kelompok 1
“MARTABAK MINI TOPING SPESIAL”
Hok
Lo Pan atau Martabak dalam Bahasa Indonesia, adalah Makanan Khas Bangka
Belitung. Hok Lo Pan atau Martabak diciptakan oleh orang-orang Hakka
(Khek) Bangka. Satu-satunya di dunia, makanan orang suku Hakka (khek)
yang memakai nama suku Hoklo. Hampir semua orang di kota-kota besar seperti di
kota Jakarta mengenal Martabak Bangka, nama aslinya di Bangka adalah Hok Lo Pan
(Martabak). Arti Hurfiah Hok Lo Pan (Martabak) adalah Kue Orang Hok Lo
Padahal
ini asli kue orang Hakka (Khek) Bangka. Sejarahnya adalah benar martabak memang
dibuat oleh Imigran Hakka (Khek). Murni hasil kreatifitas Hakka (Khek)
Bangka. Jelas BUKAN kue buatan suku Hok Lo. Kelihatannya ini bagian dari
Kelirumologi ala Jaya Suprana.
Mengapa
ini bisa terjadi? Menurut analisa BUKJAM ada 2 sebab. Pertama, menggunakan kata
Hok Lo maka gengsi dari kue tersebut lebih tinggi. Kedua, kue ini jenis baru.
Belum ada di Tiongkok maupun di Bangka Belitung, Indonesia bukan juga kue Hakka
(Khek) dan tidak pernah dimakan oleh orang Hakka (Khek) sebelumnya. Jadi asumsi
tidak mungkin kue orang Hakka (Khek). Karena kedekatan suku Hakka (Khek) dan
suku Hok Lo, Nah, jika bukan Hakka (Khek) maka Hakka (Khek) Bangka menduga
mungkin ini jenis kue Hok Lo.
sumber :
http://www.martabakorion.com/2012/10/sejarah-martabak-manis-berasal.html
Saat
ini, martabak bukanlah makanan yang asing lagi bagi masyarakat. bukan hanya
orang hok lo atau hakka saja yang mampu membuat namun, masyarakat dari berbagai
suku sudah dapat membuat martabak. selain itu, minat masyarakat terhadap
asyarakat juga tinggi, dibuktikan dengan menjamurnya penjual martabak yang
tidak pernah kering pembeli.
Berbagai
inovasi juga dilakukan agar martabak tetap bisa eksis dikancah dunia
perkulineran, saat ini ada banyak tooping, warna hingga bentuk martabak yang
ada dimasyarakat. Mulai dari masyarakat kelas bawah hingga atas sangat menyukai
martabak, terbukti dengan populernya martabak di jejaring sosial (terutama di
twitter dan instagram).
Jika
kita melihat bagaimana popularitas martabak di Medan saat ini, maka sangat
menguntungkan bila individu mengetahui bagaimana cara membuat martabak ataupun
cara berkreasi dengan martabak. Sekarang, di setiap pinggir jalan di Medan
banyak terdapat tempat- tempat yang menjual martabak. Maka kreasi dan inovasi
pada martabak akan menambah kepopuleran dari martabak sendiri
Menariknya,
jika kita lihat di kampus fakultas psikologi Universitas Sumatera Utara,
penjualan makanan dan minuman sangat menguntungkan. Hal ini dapat dibuktikan
dengan ramainya tempat penjualan yang dipenuhi dengan pembeli. Tidak hanya itu,
penjual makanan dan minuman secara eceran di kampus tersebut juga mendapatkan
untung yang besar. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sivitas fakultas
psikologi sangat konsumtif pada jajanan.
Berdasarkan
fakta-fakta sebelumnya, maka kelompok bermaksud untuk melakukan demonstrasi
mengenai cara membuat martabak. Namun, martabak yang akan dibuat oleh kelompok
bukanlah martabak biasa, namun martabak mini dengan toping special. Hal ini dimaksudkan agar ada esensi inovasi dari
pembuatan makanan tersebut. Selain itu, makanan yang akan dibuat oleh kelompok
tidak membutuhkan banyak biaya. Maka pembuatan martabak mini cocok bila
ditunjukkan dengan metode demonstrasi.
Demonstrasi
adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan
urutan melakukan suatu kegiatan Metode ini sering digunakan di bidang industri dan
pertanian, dan biasanya ditujukan pada orang dewasa. Untuk memenuhi tugas mata
kuliah Andragogi, maka kami akan mendemonstrasikan cara pembuatan “Martabak Mini Topping Special”.
Kelompok
memilih metode demonstrasi dalam pembuatan martabak mini karena dibandingkan
dengan metode lain (pelatihan, diskusi, dan karya wisata) metode demonstrasi
lebih efektif dalam menunjukkan prosedur pembuatan martabak mini. bayangkan
saja membuat martabak dengan metode diskusi. ......... (ah.. sudahlah).
Ada
dua jenis metode demonstrasi, yaitu demonstrasi hasil dan demonstrasi cara.
Kami akan mengimplementasi demonstrasi cara, karena demonstrasi cara dapat
memberikan informasi kepada audiens tentang cara melakukan atau menyelesaikan
sesuatu. Dalam hal ini, prosedur memasak (martabak mini) akan dipresentasikan
dengan penjelasan tentang langkah-langkah pembuatannya.
Jadi, kami memilih
metode demonstrasi karena :
Keuntungan Metode Demonstrasi
• Menarik, menahan perhatian
• Menghadirkan subjek secara mudah
• Objektif dan nyata
• Menunjukkan pelaksanaan ilmu dengan
contoh
• Penyerapan langsung dari sumbernya
• Memberikan bukti bagi praktik
Keterbatasan dalam Metode
Demonstrasi
• Tidak mudah dilaksanakan
• Terbatas pada jenis pengajaran
tertentu
• Waktu banyak biaya besar
• Banyak persiapan awal
• Mengurangi kepercayaan bila tidak
berhasil
Langkah-langkah dalam demonstrasi
• Merencanakan
• Mempersiapkan demonstrator
• Mempersiapkan pengamat
• Melaksanakan
• Menganalisis hasil demonstrasi
Metode Demonstrasi Cara
Demonstrasi cara adalah jenis metode
demonstrasi yang menunjukkan bagaimana mengerjakan sesuatu. Hal ini termasuk
bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan yang sedang diajarkan,
memperlihatkan apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya, serta
menjelaskan langkah pengerjaannya. Metode ini biasanya hanya membutuhkan biaya
yang sedikit dan waktu yang singkat.
Dalam demonstrasi cara membuat
martabak mini topping special, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
seperti:
1. Alat dan Bahan
· 200 gram tepung terigu protein
sedang
· 1/4 sdt baking powder
· 1/4 sdt garam
· 50 gram gula pasir
· 200 ml air
· 1/2 sdt ragi instan
· 1/4 soda kue
· 1 sdm margarin, lelehkan
· 1 butir telur, kocok lepas
· Bahan Isian Martabak Manis Mini:
-Margarin untuk olesan
-Keju
-Ice cream vanilla
-Oreo
Alat :
· Kompor
· Kain Lap
· Cetakan Martabak
· Piring kecil
· pisau
· mixer
· sendok
2. Langkah pengerjaan
o Ayak tepung terigu dan baking powder
o Campur tepung, baking powder, 1/2
bagian gula pasir dan garam. Aduk hingga rata
o Setelah itu tuang air sedikit demi
sedikit sambil terus dikocok pelan selama kurang lebih 10 menit dan adonan
tercampur rata. Tambahkan ragi instan, aduk hingga rata.
o Tutup adonan dengan serbet bersih
dan diamkan selama 30 menit.
o Lalu kamu buka serbet, aduk sebentar
adonan.
o Tambahkan telur, soda kue, sisa gula
pasir, dan margarin yang sudah dilelehkan. Aduk hingga rata.
o Panaskan wajan anti lengket dengan
diameter 12 cm.
o Tuang adonan sebanyak satu sendok
sayur. Namun sebelum adonan mengeras, putar ujung sendok sayur dan tekan di
pinggir adonan untuk memberi efek cekung tipis di pinggiran martabak manis.
o Tunggu hingga adonan berlubang dan
berserat.
o Tutup adonan hingga matang.
Angkat.
o Sehabis itu oles margarin di
permukaan martabak manis.
o Aplikasikan Topping Spesial
Merencanakan Demonstrasi Cara
1. Masalah yang Akan Dipecahkan
Masalah
yang dianggap ada adalah mahalnya harga martabak. misalnya seperti martabak
dengan toping coklat Toblerone dan Nutela yang berkisar 70.000 s.d 80.000
rupiah. sedangkan martabak dengan toping coklat ceres dan kacang berkisar
20.000 s.d 30.000 rupiah. selain itu ukuran yang terlalu besar juga membuat
orang pikir-pikir untuk membeli martabak untuk konsumsi sendiri.
2.
Keterampilan yang akan Diajarkan
Keterampilan
yang akan diajarkan adalah membuat martabak mini topping special.
3. Pengumpulan Informasi Tentang
Keterampilan yang akan Diajarkan
Kelompok
mengumpulkan informasi tentang keterampilan tersebut dari internet dan buku.
Kelompok melakukan latihan sekitar 2 kali sebelum melakukan demonstrasi agar
dapat melakukan performance dengan baik.
Mempersiapkan Demonstrator
1. Persiapan semua alat,
perlengkapan dan materi yang diperlukan
Semua
alat dan bahan telah kelompok persiapkan dan materinya dari jauh hari sudah
kelompok rencanakan yaitu dengan membuat martabak mini topping spesial.
2. Adakan latihan untuk menggunakan
jenis alat, bahan dan perlengkapan.
Kelompok
akan mengadakan latihan sebanyak 2 kali. Dalam latihan tersebut, berlatih untuk
menguasai penggunaan alat dan pencampuran bahan serta antisipasi perlengkapan
yang akan pergunakan dalam pelaksanaan demonstrasi.
3. Persiapan luas yang cukup
penerangannya untuk demonstrasi
Ruangan
kelas yang akan kelompok pakai adalah ruangan kelas 2A2. Disitu telah
disediakan pencahayaan yang baik dan lumayan menjadi tempat efektif untuk
kelompok berdemonstrasi dikarenakan jumlah mahasiswa yang sangat efisien untuk
belajar.
4. Demonstrator harus mengetahui
materinya
Kelompok sudah
mengetahui tentang apa yang akan dilakukan dan yang akan kelompok
demonstrasikan apalagi kelompok telah memaparkannya didepan kelas Andragogi
sehingga tidak hanya demonstrator yang tahu tetapi mahasiswa Andragogi sebagai
pengamat pun tahu tentang tema yang akan dibawakan.
Mempersiapkan Pengamat
1. Tekankan betapa
pentingnya proses yang didemonstrasikan
Kelompok
sebagai demonstrator memilih tema martabak mini melalui banyak pertimbangan
diantaranya karena tema tersebut lagi nge-hits dipasaran.
Sehingga, kelompok berharap itu menjadi hal yang menarik untuk didemonstrasikan
agar para mahasiswa Andragogi dapat mempraktekan di rumah sebagai makanan yang
enak dan tidak mainstream. Dan menurut kelompok itu menjadi hal
penting dikarenakan di jam 2 Andragogi biasanya para mahasiswa menginginkan makanan
yang tidak mengenyangkan terlebih dahulu sebelum mereka makan siang sehingga,
kelompok berpikir itu menjadi hal yang baik itu demonstrasikan. Dan juga,
mahasiswa yang menyaksikan dapat juga membuat usaha-usaha kecil yang bertemakan
martabak mini toping spesial tersebut.
2. Dapatkan informasi yang telah
diketahui pengamat mengenai yang didemonstrasikan
Pengamat
telah mengetahui yang akan kelompok demonstrasikan dikarenakan hari sebelumnya
telah dipaparkan didepan kelas dan telah didiskusikan hal apa yang menarik
untuk didemonstrasikan.Untuk meningkatkan minat, kelompok juga menggunakan
slide yang akan menerangkan prosedur pembuatan pada audiens secara visual.
Contoh Ilustrasi Martabak Mini Toping Special